Jumat, 08 Januari 2016

Legenda Batu Menangis

Legenda Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan )
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
“Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?”
“Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakk!”
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.
Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa
Versi lain
Kelahiran Putri dan Wulan yang berbeda setengah jam telah memiliki pertanda dari alam. Putri lahir ditengah cuaca yang mendadak berubah begitu buruk, sementara adiknya muncul saat cuaca membaik.
Setelah keduanya mulai tumbuh, barulah kelihatan perbedaan yang mencolok. Wulan berakhlak lembut, penyabar, dan pengasih sementara si sulung Putri berwatak buruk nan mencemaskan.
Kuatir dengan keadaan tersebut, Awang dan Sari memasukkan Putri ke sebuah pesantren dengan harapan anaknya bisa berubah. Sayang, perilaku Putri justru malah semakin menjadi tanpa bisa dikendalikan pemilik dan pengasuh pesantren.
Puncaknya terjadi saat Awang mengunjungi putri suluangnya, keteledoran Putri membuat gudang dimana ia biasa bermalas-malasan terbakar. Putri sendiri selamat, namun sang ayah yang berjibaku menyelamatkan buah hatinya harus mengalami cacat fisik permanen.
Takut bakal dihukum akibat perbuatannya, Putri melarikan diri dari pesantren dan jatuh ke perangkat Julig, seorang dukun yang ingin mencari tumbal kepala seorang bocah.
Rupanya, tumbal tersebut bakal digunakan untuk pembangunan sebuah resort di pinggir pantai yang dikelola Darwin seorang konglomerat. Beruntung, muncul pasangan jin penghuni hutan tepi pantai Ranggada dan Sugari yang menyelamatkan Putri sekaligus membunuh Julig dan Darwin.
Saat Awang dan Sari dibuat bingung mencari keberadaannya hingga menghabiskan banyak biaya, Putri malah hidup bersenang-senang di istana jin Ranggada dan Sugari dengan pekerjaan sebagai pendamping anak tunggal mereka Elok.
Sayangnya biarpun sudah dimanjakan oleh kedua orangtua angkatnya, kelakuan buruk Putri yang telah mendarah-daging tidak bisa hilang. Akhirnya suami-istri jin Ranggada dan Sugari sudah tidak tahan lagi, mereka mengusir Putri keluar dari istana jin.
Setelah sempat terlunta-lunta dan nyaris diperkosa pemuda berandal, Putri dipertemukan juga dengan Awang dan Sari serta adiknya Wulan. Pertemuan tersebut berlangsung mengharukan karena mereka telah berpisah selama lebih dari 10 tahun.
Lagi-lagi suasana tentram hanya berlangsung sesaat, Putri kembali berfoya-foya karena sudah terbiasa bergelimang kemewahan tanpa perduli dengan orangtuanya yang sudah terancam bangkrut.
Sikapnya terhadap keluarga juga sangat buruk. Selain memperlakukan Wulan dan sang ibu seperti pembantu, Putri juga melecehkan sang ayah yang cacat. Bahkan, Awang yang berusaha membela Wulan malah dicelakai Putri, yang tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun, hingga menemui ajalnya.
Di tengah kekacauan hidup dan ekonomi keluarga yang semakin morat-marit, apa yang harusnya terjadi tidak bisa dihindari lagi. Sang ibu akhirnya kehilangan kesabaran melihat kelakuan Putri. Yang lebih fatal, kemarahan kali ini jauh lebih parah daripada suami-istri jin Ranggada dan Sugari.
Tanpa sadar sang ibu mengucapkan sumpah atau kutuk. Akibatnya, Putri langsung menjadi sebuah patung batu yang terus mengucurkan air bening dari sepasang mata batunya. Konon, air itu adalah air mata dari penyesalan Putri yang sayangnya datang terlambat
LUTUNG KASARUNG
Cerita Rakyat Jawa Barat
Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

Cerita Rakyat – Keong Mas

Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.
Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra kirana diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak. Sinenek bertanya-tanya siapa yang memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura kelaut ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik langsung memasak, kemudian nenek menegurnya ” siapa gerangan kamu putri yang cantik ? ” Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku ” kata keong emas, kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun melihatnya.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri kehutan, kemudian ia terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang baik hati itu keistana dan mereka hidup bahagia.
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
Cerita Rakyat Riau, Sumatera
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
SANGKURIANG
Cerita Rakyat Jawa Barat
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
 Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya. 
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

Cerita Rakyat : Malin Kundang Si Anak Durhaka

Cerita Rakyat Malin Kundang, siapa masyarakat Indonesia yang belum mendengar cerita rakyat yang melegenda itu?? Pasti sudah sangat akrab akan cerita itu. Yup Cerita Rakyat Malin Kundang sangat lah populer di masyarakat Indonesia. Cerita rakyat yang mengajarkan kita agar tidak durhaka pada orang tua itu bahkan pernah difilemkan di layar kaca.

Cerita Rakyat Malin Kundang diangkat dari latar belakang sebuah desa nelayan di Sumatra Barat tepatnya di Pantai Air Manis, Padang Selatan. Jika sobat mengunjungi tempat tersebut, pastilah menjumpai sebuah batu yang menyerupai orang sujud. Nah batu itu yang diyakini sebagai perwujudan Malin Kundang.

Nah, pada kesempatan kali ini, Zona Siswa mencoba menampilkan Cerita Rakyat Malin Kundang tersebut ke hadapan sobat semua. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Cerita Rakyat Malin Kundang | www.zonasiswa.com
Malin Kundang

Dahulu kala, tersebutlah sebuah keluarga miskin yang terdiri dari seorang ibu dan anaknya yang bernama Malin Kundang. Karena ayahnya telah meninggalkannya, sang ibu pun harus bekerja keras sendiri untuk bisa menghidupi keluarganya.

Malin adalah anak yang pintar tapi sedikit nakal. Ketika dia beranjak dewasa, Malin merasa kasihan pada ibunya yang sedari dulu bekerja keras menghidupinya. Kemudian Malin meminta izin untuk merantau mencari pekerjaan di kota besar.

“Bu, saya ingin pergi ke kota. Saya ingin kerja untuk bisa bantu ibu di sini.” pinta Malin.
“Jangan tinggalkan ibu sendiri, nak. Ibu hanya punya kamu di sini.” kata sang ibu menolak.
“Izinkan saya pergi, bu. Saya kasihan melihat ibu terus bekerja sampai sekarang.” kata Malin.
“Baiklah nak, tapi ingat jangan lupakan ibu dan desa ini ketika kamu sukses di sana” Ujar sang ibu berlinang ari mata.

Keesokan harinya Malin pergi ke kota besar dengan menggunakan sebuah kapal. Setelah beberapa tahun bekerja keras, dia berhasil di kota rantauannya. Malin sekarang menjadi orang kaya yang bahkan mempunyai banyak kapal dagang. Dan Malin pun sudah menikah dengan wanita cantik di sana. Berita tentang Malin yang menjadi orang kaya sampai lah ke ibunya. Sang ibu sangat senang mendengarnya. Dia selalu menunggu di pantai setiap hari, berharap anak si mata wayangnya kembali dan mengangkat drajat ibunya. Tetapi Malin tak pernah datang.

Suatu hari istiri Malin bertanya mengenai ibu Malin dan ingin bertemu dengan nya. Malin pun tidak bisa menolak keinginan istri yang sangat dicintainya itu. Malin menyiapkan perjalanannya tersebut menuju desanya menggunakan sebuah kapal pribadinya yang besar nan cantik. Akhirnya Malin pun datang ke desanya beserta istri dan anak buahnya.

Mendengar kedatangan Malin, sang ibu merasa sangat gembira. Dia bahkan berlari menuju pantai untuk segera melihat anak yang disayanginya pulang.

“Apa itu kamu Malin, anak ku? Ini ibu mu, kamu ingat” Tanya sang Ibu.
"Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?" Katanya sambil memeluk Malin Kundang.

Sang istri yang terkejut melihat kenyataan bahwa wanita tua, bau, dekil yang memeluk suaminya, berkata:
"Jadi wanita tua, bau, dekil ini adalah ibu kamu, Malin"

Karena rasa malu, Malin Kundang pun segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga jatuh.
“Saya tidak kenal kamu wanita tua miskin” kata Malin.
"Dasar wanita tua tak tahu diri, Sembarang saja mengaku sebagai ibuku." Lanjut Malin membentak.

Mendengar perkataan anak kandungnya seperti itu, sang ibu merasa sedih dan marah. Ia tidak menduga, anak yang sangat disayanginya berubah menjadi anak durhaka.
"Oh Tuhan ku yang kuasa, jika dia adalah benar anak ku, Saya mohon berikan azab padanya dan rubah lah dia jadi batu." doa sang ibu murka.

Tidak lama kemudian angin dan petir bergemuruh menghantam dan menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu, Tubuh Malin Kundang kaku dan kemudian menjadi batu yang menyatu dengan karang.

Amanat: Jadilah orang yang berbakti pada orang tua. Dan janganlah sekali-kali durhaka padanya

Air Terjun Pengantin Sungguhan Ada di Ngawi

Ngawi - Nama Air Terjun Pengantin ternyata bukan cuma jadi judul film horor yang diperankan Tamara Bleszynski yang sempat eksis 2009 lalu. Di Ngawi, Jatim sungguhan ada Air Terjun Pengantin, tapi tak ada sentuhan kisah horor.

Air Terjun Pengantin Ngrambe namanya, letaknya tersembunyi di balik Perkebunan Teh Jamus yang jadi primadona wisata Kabupaten Ngawi. Kesegaran air terjun ini masih belum banyak terekspos wisatawan. Di samping itu, kalau Anda ingin menyentuhnya butuh waktu 3 jam dari jantung Ngawi.

Dari situs Pariwisata Ngawi yang dikunjungi detikTravel, Kamis, (6/3/2014) ada sepasang air terjun setinggi 12 meter yang mangalir deras ke tanah. Dari situlah nama Air Terjun Pengantin melekat sampai sekarang. Sebelumnya objek wisata ini terkenal dengan nama Air Terjun Jumog.

Biasanya objek wisata air terjun tak jauh-jauh dari kisah mitos dan legenda, sama halnya dengan air terjun ini. Konon sepasang kekasih yang datang ke sana berdua, hubungan mereka malah makin langgeng sampai naik pelaminan. Nah, kalau sepasang suami istri yang menyentuh air terjun ini, hubungan mereka bisa makin awet.

Wisatawan wajib membayar tiket Rp 2.500 per orang sebelum menyaksikan derasnya Air Terjun Pengantin Ngrambe yang tak kalah menawan dengan air terjun lain. Murah bukan? Gemercik air yang turun deras tiada henti mendamaikan diri, apalagi saat penat menyerang.

Anda terlebih dulu melewati jalan tanah yang menanjak sebelum bertemu 'sang pengantin' itu. Saat musim hujan area wisata ini tentu menjadi becek penuh lumpur dan tak nyaman dikunjungi. Sebaiknya Anda datang saat musim kemarau tiba agar puas menikmati air terjun dari segala arah.

Nah, selain kesegaran Air Terjun pengantin Ngrambe, wisatawan bisa mampir ke area hijaunya Perkebunan Teh Jamus dan Gua Jepang, ikon wisata Ngawi. Datanglah ke Dusun Besek, Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Ngawi kalau ingin menikmati suasana segar ala Air Terjun Pengantin Ngrambe.

(sst/sst)
5 Wisata Air Terjun Eksotis di Bali
wisata air terjun bali
Tabloid-Nakita.com - Jika Anda berpikir yang keren dari Bali hanya pantainya saja, Anda perlu baca artikel ini. Wajar jika Bali identik dengan pantai, lihat saja berapa banyak hotel di Bali yang ada di sekitar pantai.  Salah satu rekomendasi wisata di Bali selain pantai adalah wisata air terjun. Keunikan wisata air terjun di Bali adalah lokasinya yang tersembunyi sehingga belum banyak dikunjungi turis. Beberapa wisatawan mancanegara memanfaatkan lokasi wisata air terjun di Bali yang asri dan sepi sebagai tempat meditasi.

Berikut 5 wisata air terjun super keren di Bali yang hanya diketahui masyarakat Bali:
1. Wisata Air Terjun Nungnung
Air Terjun Nungnung memiliki tinggi sekitar 50 meter yang setara dengan setengah tinggi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Lokasinya di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung atau sekitar 1 jam berkendara dari Denpasar, Bali.
Air Terjun Nungnung dikelilingi hutan dengan bebatuan besar di bawahnya. Anda harus berjalan sekitar 15 menit menyusuri hutan, bukit, persawahan dan lebih dari 500 anak tangga untuk mencapai Air Terjun Nungnung.
Harga tiket masuk Air Terjun Nungnung sekitar Rp 3.000 per orang.
(Harga yang tertera dapat berubah sewaktu-waktu)

2. Wisata Air Terjun Aling-Aling
Air Terjun Aling-Aling adalah yang terunik dibanding yang lainnya karena memiliki dua aliran air dengan kecepatan berbeda. Air Terjun Aling-Aling memiliki ketinggian sekitar 35 meter atau setara dengan tinggi Monumen Selamat Datang di Jakarta.
Air Terjun Aling-Aling berada di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng atau sekitar 2 jam berkendara ke arah utara dari Denpasar, Bali.
Untuk mencapai Air Terjun Aling-Aling Anda harus berjalan kaki sekitar 15 menit atau 400 meter melewati persawahan. Anda akan menemukan beberapa air terjun kecil sepanjang perjalanan menuju Air Terjun Aling-Aling.
Harga tiket masuk Air Terjun Aling-Aling sekitar Rp 5.000 per orang.
(Harga yang tertera dapat berubah sewaktu-waktu)

3. Wisata Air Terjun Blemantung
Bagi penyuka kopi, Air Terjun Blemantung setinggi sekitar 50 meter ini bisa jadi tempat favorit. Aroma kopi kadang bisa Anda rasakan di antara gemuruh suara air karena banyak terdapat perkebunan kopi di sekitar Air Terjun Blemantung.
Air Terjun Blemantung berada di Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Untuk mencapainya, Anda bisa berkendara ke arah barat laut sekitar 2 jam atau sekitar 72 km dari Denpasar, Bali. Dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh sekitar 400 meter atau 15 menit melewati perkebunan kopi.
Anda bisa mengunjungi Air Terjun Blemantung secara gratis setiap hari.

4. Wisata Air Terjun Sekumpul

Air Terjun Sekumpul memiliki tinggi sekitar 100 meter. Keindahannya terletak pada aliran air yang terbagi menjadi tujuh aliran.

Air Terjun Sekumpul berlokasi di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Anda bisa mencapai Air Terjun Sekumpul dengan berkendara sekitar 2 jam atau 80 km dari Denpasar, Bali.
Anda bisa mengunjungi Air Terjun Sekumpul setiap hari.

Harga tiket masuk Air Terjun Sekumpul sekitar Rp 5.000 per orang.
(Harga yang tertera dapat berubah sewaktu-waktu)

5. Wisata Air Terjun Tegenungan

Air Terjun Tegenungan adalah air terjun dengan akses termudah dibanding lokasi air terjun lainnya. Air Terjun Tegenungan berada di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Anda hanya butuh berkendara sekitar 30 menit berkendara atau sekitar 20 km dari Denpasar, Bali.
Air Terjun Tegenungan memiliki tinggi sekitar 50 meter. Kolam air di bagian bawah air terjun cukup dalam jika Anda ingin melompat dari salah satu dinding air terjun yang setinggi sekitar 4 meter.
Anda bisa mengunjungi Air Terjun Tegenungan secara gratis setiap hari.

1. Air Terjun Gitgit

Air Terjun Gitgit Buleleng Bali
Klik Disini! Untuk Info Lebih Detail Tentang Air Terjun Gitgit.

2. Air Terjun Melanting

Air Terjun Melanting Buleleng
Klik Disini! Untuk Info Lebih Detail Tentang Air Terjun Melanting.

3. Air Terjun Les

air terjun les buleleng
Klik Disini! Untuk Info Lebih Detail Tentang Air Terjun Les.

4. Air Terjun Sekumpul

Air Terjun Sekumpul
Klik Disini! Untuk Info Lebih Detail Tentang Air Terjun Sekumpul.

5. Air Terjun Tegenungan

air terjun tegenungan
6 AIR TERJUN TERINDAH DI BALI Posted in Labels: Sisi Lain Bali | at 07:50 Menikmati kesegaran Air Terjun Melanting P ernahkah Anda mengunjungi air terjun ketika berlibur ke Bali? Atau mungkin Anda tidak tahu kalau ada air terjun di Bali? Memang belum banyak turis yang tahu kalau di Bali ada air terjun. Paling banter turis hanya mengenal Air Terjun Gitgit yang letaknya tidak begitu jauh dari Kawasan Wisata Bedugul. Para turis belum banyak yang tahu keberadaan air terjun lainnya. Padahal Bali memiliki banyak air terjun cantik yang tersebar di berbagai sudut pulau. Kalau dihitung-hitung jumlahnya ada belasan. Sebagian besar air terjun tersebut berada di wilayah Bali Utara (Kabupaten Buleleng). Dengan wilayah yang berbukit-bukit dan banyak gunung, membuat Kabupaten Buleleng memiliki banyak air terjun. Namun, air terjun di Bali bukan hanya di Kabupaten Buleleng. Ada juga air terjun di wilayah kabupaten lainya. Berikut delapan air terjun terindah di Bali yang layak Anda kunjungi ketika berlibur ke Bali. Ketujuh air terjun ini letaknya tersebar di berbagai sudut Pulau Bali. Jangan lupa, siapkan stamina yang prima ketika akan mengunjungi berbagai air terjun berikut, karena Anda akan melewati medan yang cukup menantang dan harus naik turun tangga. 1. Air Terjun Tegenungan Inilah air terjun yang letaknya paling dekat dengan Kota Denpasar dan satu-satunya air terjun yang letaknya bukan di dataran tinggi atau pegunungan. Air Terjun Tegenungan berada di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Jaraknya hanya sekitar 16 km dari Denpasar atau 30 menit berkendara. Air terjun di Sungai Tukad Petanu ini cukup unik. Meski tidak begitu tinggi (tingginya hanya sekitar empat meter), debit airnya sangat deras. Airnya juga bersih dan bening. Sangat cocok untuk mandi atau sekedar bermain-main air. Air Terjun Tegenungan Pemandangan alam di sekitar Air Terjun Tegenungan cukup indah, dengan pepohonan yang hijau dan asri. Di dekat air terjun telah dibangun tempat pemandian dengan beberapa pancuran yang berasal dari mata air alami. Penduduk sekitar sering mandi dan mengambil air untuk konsumsi sehari-hari di pemandian tersebut, terutama pada pagi dan sore hari. Kalau Anda mau, Anda juga bisa mandi di sana. Pemandian di dekat Air Terjun Tegenungan Untuk mencapai Air Terjun Tegenungan, dari tempat parkir, Anda harus menuruni ratusan anak tangga dan menyusuri tepian Sungai Tukad Petanu. Pada waktu turun menuju air terjun, mungkin tidak terlalu menguras tenaga. Namun, saat harus kembali ke tempat parkir, ketahanan fisik Anda cukup diuji. Lumayan lah! Hitung-hitung jalan-jalan sambil olahraga. Anda tidak perlu khawatir, bila kehausan atau kelaparan setelah bermain-main di Air Terjun Tegenungan. Di tempat parkir, tersedia warung-warung sederhana yang menjual makanan dan minuman ringan. Anda bisa makan dan minum di warung tersebut sambil menikmati keindahan Air Terjun Tegenungan dari kejauhan. Bagi pecinta fotografi, sebaiknya Anda datang ke Air Terjun Tegenungan pada siang atau sore hari, agar Anda bisa mendapatkan foto-foto yang bagus. Pasalnya air terjun ini menghadap ke barat. Kalau Anda datang di pagi hari, Anda akan kesulitan untuk mendapatkan foto yang bagus karena cahaya yang masuk ke kamera Anda akan kalah dengan sinar matahari pagi yang terik sehingga foto-foto Anda akan over exposed. Siang atau sore hari, saat matahari sudah agak tinggi ataupun condong ke barat adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ke Air Terjun Tegenungan. Getting There Dari Denpasar arahkan kendaraan Anda menuju Sukawati/Gianyar. Setelah melewati Pasar Seni Sukawati, teruskan perjalanan Anda sampai tiba di perempatan jalan dengan lampu merah dan ada penunjuk arah ke Tegenungan. Dari perempatan tersebut, Anda belok kanan sejauh 1500 meter, dan sampailah Anda di Air Terjun Tegenungan. 2. Air Terjun Dusun Kuning Sekitar 3 km di sebelah selatan Kota Bangli, tepatnya di Desa Taman Bali, ada sebuah air terjun bernama Air Terjun Dusun Kuning. Dinamakan Air Terjun Dusun Kuning, karena lokasi air terjun ini terletak di Dusun Kuning, Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter di atas permukaan Sungai Tukad Melangit yang mengalir ke arah selatan. Air terjun ini benar-benar masih alami dan belum diketahui banyak orang (kecuali penduduk setempat) karena letaknya tersembunyi. Untuk mencapainya, butuh usaha dan perjuangan karena akses menuju air terjun ini sangat sulit. Dari Desa Umanyar, Anda harus berjalan melalui ladang penduduk hingga tiba di atas tebing, di tepi Sungai Melangit. Dari tebing tersebut, Anda harus berjalan turun untuk mencapai air terjun. Sayangnya, jalan turun menuju air terjun sangat sulit dan berbahaya. Anda harus menuruni tebing dengan berjalan mundur dengan berpegangan pada akar-akar pepohonan, karena tebing berdiri tegak 90 derajat. Selain itu, jalan tersebut sebagian masih tertutup rumput dan semak-semak yang rimbun. Tidak ada anak tangga ataupun pegangan tangan buatan di tebing tersebut. Hanya Anda yang bernyali besar yang sanggup melewati jalan sulit untuk mencapai air terjun ini. Sebaiknya, Anda berkunjung ke Air Terjun Dusun Kuning pada musim kemarau, di mana tebing/tanah dalam keadaan kering. Pada saat musim penghujan, tebing tersebut sangat licin dan berbahaya karena rawan longsor. Air Terjun Dusun Kuning Getting There Dari Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Bangli baik lewat Sukawati/Gianyar maupun lewat Jalan By Pass Ida Bagus Mantra. Ketika tiba di Desa Taman Bali (kira-kira 3 km sebelum Kota Bangli), pelankan laju kendaraan Anda hingga melihat sebuah pertigaan, dengan jalan ke arah kanan. Beloklah ke kanan dan ikuti jalan tersebut sampai Anda tiba di sebuah pertigaan, dekat pabrik air minum “NON MIN.” dari pertigaan tersebut, beloklah ke kanan sampai ujung jalan di dekat rumah penduduk. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki, kira-kira sejauh 300 meter untuk mencapai Air Terjun Dusun Kuning. 3. Air Terjun Blemantung Air Terjun Blemantung terletak di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Jaraknya sekitar 70 km dari Denpasar atau sekitar dua jam berkendara. Akses jalan menuju Air Terjun Blemantung cukup baik karena Desa Pujungan dilewati Jalan Raya Denpasar - Seririt - Singaraja. Perjalanan menuju air terjun ini sangat menyegarkan mata karena di sepanjang jalan (terutama setelah melewati pertigaan Desa Antosari, Tabanan), mata Anda akan dimanjakan pemandangan sawah bertingkat yang hijau dan indah. Kabupaten Tabanan memang sentra penghasil beras terbesar di Bali sehingga sawah bertingkat yang indah mudah Anda jumpai di berbagai sudut kabupaten ini. Jalan menuju Air Terjun Blemantung Air Terjun Blemantung letaknya tersembunyi di antara tebing-tebing yang tinggi. Dari jalan raya utama Desa Pujungan jaraknya sekitar 1500 meter. Jalan masuk menuju air terjun ini cukup unik. Sekitar 1 km, jalan berupa jalan tanah, dengan paving semen di kanan dan kiri (untuk roda mobil). Selanjutnya jalan berganti menjadi jalan tanah berbatu yang becek di musim hujan. Setelah melewati jembatan yang menanjak (miring), jalan berganti menjadi jalan setapak yang menanjak di antara perkebunan kopi penduduk. Cukup menguras tenaga memang. Namun pemandangan yang Anda dapatkan sepadan dengan perjuangan Anda. Air terjun yang jatuh dari ketinggian sekitar 50 meter akan menyambut kedatangan Anda. Air yang bening dan segar dengan kolam kecil di bawahnya sangat menggoda siapa saja untuk mandi di sana. Apalagi air terjun ini letaknya benar-benar tersembunyi di tengah perkebunan kopi yang jauh dari perkampungan penduduk. Suasana di sekitar Air Terjun Blemantung masih benar-benar alami. Tidak ada bangunan apapun di sekiitar air terjun selain pura dan gazebo yang kondisinya sudah memprihatinkan. Jadi, Anda bisa bermain-main dengan leluasa tanpa takut terganggu pengunjung lain. Air Terjun Blemantung Sebenarnya ada tiga buah air terjun di Air Terjun Blemantung. Air terjun pertama (yang lebih tinggi), letaknya di dekat sebuah sebuah pura, dengan ketinggian sekitar 50 meter. Air terjun kedua yang lebih kecil, letaknya di bawah air terjun pertama, dan terpisah jarak sekitar 200 meter. Untuk menuju air terjun kedua, Anda harus menyusuri sungai ke arah bawah. Namun, Anda tidak bisa melhat air terjun ini dari depan/bawah. Anda hanya bisa melihat air terjun ini dari atas karena belum ada akses jalan menuju ke sana. Air terjun ketiga, akses jalannya agak berbeda dengan kedua air terjun tersebut. Kalau untuk menuju kedua air terjun tadi Anda harus belok kiri mengikuti jembatan miring, untuk menuju air terjun ketiga anda harus berjalan lurus (tidak melewati jembatan) beberapa meter dari jembatan tersebut. Selanjutnya Anda belok kiri, menyusuri jalan setapak di samping sebuah anak sungai (kanal) hingga tiba di Bendungan Irigasi Sabha Hulu. Air terjun ketiga berada di seberang bendungan tersebut. Sayangnya, air terjun ini tertutup pepohonan dan semak-semak yang rimbun, sehingga tidak bisa kelihatan semuanya. Bila terlihat semua, air terjun ini nggak kalah indahnya dengan air terjun pertama. Getting There Dari Denpasar arahkan kendaraan Anda menuju Tabanan/Gilimanuk. Ikuti saja Jalan Raya Denpasar - Gilimanuk hingga tiba di pertigaan Desa Antosari. Dari pertigaan tersebut, Anda belok kanan, dan ikuti terus jalan tersebut sampai di Desa Pujungan (sekitar 27 km dari Antosari). Begitu sampai di sebuah pertigaan di Desa Pujungan (ada penunjuk arah ke Air Terjun Blemantung di sebelah kanan jalan), beloklah ke kanan. Ikuti jalan tanah yang belum diaspal tersebut sampai kira-kira sejauh 1400 meter, hingga Anda tiba di dekat sebuah jembatan yang menanjak. Parkirlah sepeda motor Anda di sana. Dari jembatan tersebut, Anda harus berjalan kaki sejauh 400 meter, melalui jalan setapak yang menanjak di antara perkebunan kopi penduduk. Bila Anda membawa kendaraan roda empat, Anda tidak bisa membawanya sampai dekat jembatan tetapi harus memarkirnya di depan rumah penduduk dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. 4. Air Terjun Nungnung Air Terjun Nungnung terletak di Desa Nungnung, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jaraknya sekitar 45 kilometer dari Kota Denpasar atau sekitar 90 menit berkendara. Perjalanan menuju air terjun ini sangat menyenangkan karena jalannya cukup bagus dengan rambu-rambu yang jelas. Anda akan melewati banyak areal persawahan dan perkebunan yang hijau menyejukkan mata. Mendekati Desa Nungnung, pemandangan semakin indah dan hijau. Udara pun semakin sejuk karena Desa Nungnung berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Air Terjun Nungnung Air Terjun Nungnung cukup tinggi dengan debit air yang cukup besar. Untuk mencapai air terjun Anda harus berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang sangat curam di beberapa tempat. Sebelumnya, jangan lupa untuk membeli tiket masuk sebesar Rp 3.000,00 per orang. Anda harus ekstra hati-hati saat menuruni anak tangga yang curam dan licin tersebut, karena sebagian besar anak tangganya tidak dilengkapi dengan pegangan tangan (handrail). Meleng sedikit saja bisa fatal akibatnya. Jarak air terjun dari tempat parkir juga lumayan jauh sehingga cukup menguras tenaga. Namun, Anda tak perlu khawatir karena di beberapa tempat sudah dibangun gazebo (bale bengong), untuk beristirahat bila Anda sudah lelah berjalan. Untuk kaum perempuan, saya sarankan untuk tidak memakai sepatu berhak tinggi kalau berkunjung ke Air Terjun Nungnung. Pasalnya Anda harus berjalan menuruni ratusan anak tangga yang curam dan licin. Setelah menuruni ratusan anak tangga yang curam dan menyeberangi jembatan kecil, Anda akan sampai di Air Terjun Nungnung. Dari kejauhan, sudah terdengar suara gemuruh air terjun tersebut. Awalnya, nampak air terjun kecil di pinggir sungai. Kemudian, tidak jauh dari air terjun kecil tersebut, nampaklah Air Terjun Nungnung yang tinggi dengan debit air yang cukup besar. Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 50 meter dari permukaan tanah. Debit air cukup besar dan arus airnya juga lumayan kencang. Apalagi bila Anda datang pada saat musim penghujan. Debit air akan semakin besar. Air Terjun Nungnung dikelilingi pepohonan yang hijau dan asri. Udaranya juga sejuk dan bebas polusi, sehingga siapapun akan betah berlama-lama di sana. Getting There Dari Kota Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Sangeh/Petang melalui Jalan Ahmad Yani. Air Terjun Nungnung memang satu arah dengan Hutan Pala Sangeh yang terkenal itu. Dari Hutan Pala Sangeh, lanjutkan perjalanan Anda ke arah Petang/Pelaga hingga tiba di Desa Nungnung. Setelah melihat papan penunjuk arah ke Air Terjun Nungnung di sebelah kiri jalan (kalau Anda datang dari arah Denpasar), beloklah ke kanan sejauh 600 meter, hingga tiba ke tempat parkir. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki menuju air terjun. 5 - 6. Air Terjun Munduk & Air Terjun Melanting Air Terjun Munduk terletak di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Jaraknya sekitar 70 km dari Denpasar atau 20 km dari Kawasan Wisata Bedugul. Desa Munduk terletak di ketinggian antara 800 - 900 m di atas permukaan laut sehingga udaranya sangat sejuk dan sangat cocok untuk daerah pertanian terutama tanaman kopi dan cengkeh. Air Terjun Munduk Ada dua buah air terjun di Air Terjun Munduk ini, yaitu Air Terjun Munduk dan Air Terjun Melanting. Namun, orang biasa menyebut keduanya Air Terjun Munduk. Air Terjun Munduk (Munduk Natural Waterfall), yang akan Anda jumpai pertama bila Anda datang dari arah Denpasar/Bedugul. Air terjun ini letaknya sekitar 1 km dari Restoran Ngiring Ngawedang. Air terjun setinggi 15 meter ini berada di antara perkebunan kopi penduduk. Dari tempat parkir, Anda harus berjalan sejauh 246 meter untuk mencapai air terjun ini. Jangan lupa untuk membayar tiket masuk Rp 3.000,00 di dekat tempat parkir. Selanjutnya, Anda tinggal jalan kaki menyusuri jalan setapak di antara perkebunan kopi penduduk hingga tiba di depan air terjun. Di samping air terjun ini terdapat sebuah restoran sederhana, bila Anda haus ataupun lapar. Deburan air dan kicauan burung yang banyak terdapat di sekitar air terjun menciptakan suasana tenang dan damai, membuat kita betah bermain air di Air Terjun Munduk ini. Air Terjun Melanting Air terjun kedua, yaitu Air Terjun Melanting lebih tinggi daripada Air Terjun Munduk. Letaknya sekitar 1 km dari air terjun pertama (Air Terjun Munduk). Dari Air Terjun Munduk lanjutkan perjalanan berkendara Anda ke arah utara (Seririt) sekitar 1 km hingga Anda tiba di sebuah tikungan dengan penunjuk arah ke air terjun di sebelah kanan jalan. Parkirlah kendaraan Anda di tempat parkir di sebelah kiri jalan. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki sejauh 500 meter hingga sampai di depan air terjun. Bila Anda membawa sepeda motor, Anda masih bisa membawa sepeda motor Anda hingga mendekati air terjun. Anda bisa memarkir motor Anda di dekat pos masuk. Anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 (dewasa) dan Rp 2.000,00 (anak-anak) di pos masuk di dekat air terjun. Getting There Dari Kota Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Bedugul/Singaraja. Setelah melewati Kawasan Wisata Bedugul, teruskan perjalanan Anda menuju arah Gitgit/Singaraja sampai di sebuah pertigaan dengan tikungan tajam ke arah kiri (Munduk/Seririt). Beloklah ke kiri, dan ikuti jalan tersebut sampai melewati Restoran Ngiring Ngawedang di Desa Munduk. Air Terjun Munduk letaknya sekitar 1 km dari restoran tersebut. Sedangkan Air Terjun Melanting letaknya sekitar 1 km dari Air Terjun Munduk atau 2 km dari Restoran Ngiring Ngawedang. 7. Air Terjun Lemukih Saya menemukan Air Terjun Lemukih secara tidak sengaja. Sebenarnya tujuan utama saya dan teman adalah mengunjungi Air Terjun Sekumpul di Desa Sekumpul (tetangga Desa Lemukih). Namun, pada saat kami sampai di sebuah tikungan, dekat sebuah jembatan di Desa Lemukih, kami melihat air terjun di kejauhan. Karena takut kebablasan atau salah jalan, kami bertanya arah jalan menuju Air Terjun Sekumpul kepada seorang ibu yang sedang menggendong kayu bakar di pinggir jalan. Ternyata air terjun yang ada di dekat tikungan jalan tersebut bukan Air Terjun Sekumpul, melainkan Air Terjun Lemukih. Menurut ibu tersebut, Air Terjun Sekumpul masih cukup jauh. Jadi, kami harus melanjutkan perjalanan lagi untuk mencapai Air Terjun Sekumpul. Namun, kami tidak langsung menuju Air Terjun Sekumpul. Kami tidak mungkin menyia-nyiakan begitu saja Air Terjun Lemukih yang sudah berada di depan mata. Tanpa membuang waktu, saya langsung memarkir sepeda motor di pinggir jalan dan berjalan kaki menyusuri jalan setapak di dekat sungai menuju Air Terjun Lemukih. Air Terjun Lemukih Air Terjun Lemukih sangat unik karena terdiri dari tiga buah air terjun tidak seperti kebanyakan air terjun lainnya yang hanya ada satu. Air terjun yang terletak paling kanan adalah yang paling tinggi, dengan ketinggian sekitar empat meter. Air terjun yang paling tinggi ini, ditemani dua air terjun kecil di samping kirinya. Jadi, walaupun tidak begitu tinggi air terjun yang terletak di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng ini, cukup cantik karena terdiri dari tiga buah air terjun dengan ketinggian yang berbeda. Asyiknya lagi, Anda tidak perlu bersusah payah naik turun tangga untuk menuju air terjun ini. Anda tinggal berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh 200 meter, karena air terjun ini berada tidak jauh dari Jalan Desa Lemukih. Air Terjun Lemukih masih benar-benar alami. Tidak ada rambu-rambu ataupun penunjuk arah menuju air terjun ini. Anda harus bertanya kepada penduduk setempat untuk menemukan air terjun ini. Memang belum banyak yang tahu keberadaan air terjun ini. Pada saat kami tiba di sana, tidak ada pengunjung lain selain kami berdua sehingga kami bisa bermain-main dan foto-foto dengan leluasa. Kalau Anda ingin mandi ataupun berenang-renang pun sah-sah saja. Di bawah air terjun yang paling tinggi, terdapat sebuah kolam yang cukup luas sehingga bisa digunakan untuk berenang-renang. Getting There Untuk mencapai Air Terjun Lemukih, dari Denpasar arahkan kendaraan Anda menuju Bedugul/Singaraja. Kedua air terjun ini letaknya searah. Air Terjun Lemukih jaraknya sekitar 72 km dari Denpasar, Setelah melewati Kawasan Wisata Bedugul, teruskan perjalanan Anda menuju arah Gitgit/Singaraja sampai di sebuah pertigaan (sekitar 10 km dari Bedugul). Dari pertigaan, beloklah ke kanan dan ikuti jalan tersebut sampai sejauh 12 km. Jalan menuju Air Terjun Lemukih berkelok-kelok naik turun dengan pemandangan bukit dan jurang di kanan kiri jalan. Aspal jalan sudah banyak yang terkelupas. Bahkan, di beberapa tempat aspal sudah hilang sama sekali sehingga jalan berubah menjadi jalan tanah berbatu. Di sepanjang jalan menuju air terjun ini, Anda akan menjumpai banyak pertigaan yang tidak ada rambu-rambunya. Anda harus banyak bertanya ke penduduk setempat agar tidak nyasar. Bila Anda menjumpai sebuah tikungan dengan jembatan kecil di depannya dan ada tulisan Desa lemukih, Anda sudah sampai di Air Terjun Lemukih. Air terjun ini letaknya tidak jauh dari jalan Desa Lemukih. Dari jalan, Air Terjun Lemukih sudah kelihatan, Anda tinggal berjalan kaki sejauh 200 meter. 8. Air Terjun Sekumpul Air Terjun Sekumpul disebut-sebut sebagai air terjun terindah di Bali. Letaknya cukup dekat dari Air Terjun Lemukih, kira-kira hanya berjarak 2 km. Maklum, Desa Sekumpul dan Desa Lemukih memang bertetangga. Untuk melihat Air Terjun Sekumpul dari dekat, memang butuh sedikit usaha dan perjuangan. Dari tempat parkir, Anda harus berjalan kaki lumayan jauh, menyusuri jalan yang tanah, menuruni ratusan anak tangga, dan menyeberangi sungai. Bila Anda mengendarai sepeda motor, Anda masih bisa menaikinya dari tempat parkir (di dekat loket penjualan tiket), sampai di ujung jalan paving. Setelah jalan paving habis, jalan berganti menjadi jalan tanah yang sempit (jalan setapak). Tidak berapa lama menyusuri jalan setapak, sampailah Anda di sebuah bale bengong (gazebo) dengan pemandangan Air Terjun Sekumpul yang luar biasa memikat. Dari bale bengong tersebut, terlihat Air Terjun Sekumpul yang sangat cantik di kejauhan. Yang membuat air terjun ini berbeda dari air terjun kebanyakan, Air Terjun Sekumpul bukan hanya terdiri dari satu atau dua air terjun. Setidaknya ada tujuh air terjun yang letaknya terpisah-pisah dan berjauhan, yang bisa Anda lihat dari bale bengong tersebut. Tujuh air terjun tersebut tersebar di tebing-tebing yang tinggi dan dikelilingi pepohonan hijau yang menyejukkan mata. Ketujuh air terjun tersebut memiliki bentuk dan ketinggian yang berbeda-beda. Benar-benar menakjubkan. Nggak salah memang, kalau Air Terjun Sekumpul dinobatkan sebagai air terjun terindah di Bali. Air Terjun Sekumpul dilihat dari kejauhan Dari tujuh air terjun yang ada di Air Terjun Sekumpul, hanya dua air terjun yang bisa Anda datangi lebih dekat. Uniknya, dua air terjun yang letaknya berdampingan tersebut memiliki ketinggian dan debit air berbeda. Dua air terjun ini berasal dari dua sumber mata air yang berbeda. Air terjun di sebelah kiri bersumber dari mata air sedangkan air terjun di sebelah kanan (yang lebih tinggi) bersumber dari sungai. Di musim hujan, air terjun di sebelah kiri tetap bening sedangkan air terjun di sebelah kanan akan berwarna coklat keruh. Air Terjun Sekumpul Untuk mendekati Air Terjun Sekumpul, Anda harus menuruni ratusan anak tangga yang curam di beberapa tempat dan menyeberangi sungai. Sebaiknya Anda memakai celana pendek dan sandal (sepatu tanpa hak) yang nyaman ketika mengunjungi Air Terjun Sekumpul karena Anda harus menyeberangi sungai yang lumayan dalam (sepaha orang dewasa) untuk sampai di depan air terjun. Memang perlu sedikit usaha untuk mencapai air terjun yang indah ini. Namun, perjuangan saya terbayar lunas begitu sampai di dekat air terjun setinggi 80 meter tersebut. Suara deburan air yang jatuh dan percikan air yang bercipratan menciptakan suasana yang syahdu dan menenangkan hati. Pepohonan yang rindang di sekitar air terjun membuat suasana semakin sejuk dan asri. Siapa pun pasti akan jatuh hati pada Air Terjun Sekumpul. Getting There Sebaiknya Anda mengunjungi Air Terjun Sekumpul setelah mengunjungi Air Terjun Lemukih, karena Air Terjun Sekumpul jaraknya hanya sekitar 2 km dari Air Terjun Lemukih. Dari Air Terjun Lemukih lanjutkan perjalanan Anda menuju Desa Sekumpul. Setelah melihat penunjuk arah ke Air Terjun (Waterfall) di sebelah kanan jalan (bukan Welcome to Sekumpul Waterfall), beloklah ke kiri sejauh 1 km dan sampailah di tempat parkir Air Terjun Sekumpul. Selanjutnya, Anda tinggal berjalan kaki untuk mencapai air terjun. 9 - 11. Air Terjun Kembar Gitgit (Air Terjun Campuhan), Air Terjun Mekalongan, dan Air Terjun Bertingkat Inilah air terjun yang paling terkenal di Bali. Letak Air Terjun Kembar Gitgit yang strategis di pinggir Jalan Raya Denpasar - Bedugul - Singaraja dan infrastruktur yang cukup baik membuat air terjun ini sering dikunjungi turis dan membuat namanya terkenal sampai ke mancanegara. Kalau Anda bertanya kepada Orang Bali tentang Air Terjun Kembar Gitgit, sebagian besar pasti tahu. Berbeda dengan air terjun lainnya yang belum banyak dikenal turis. Air Terjun Kembar Gitgit terletak di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Jaraknya sekitar 16 km dari Kawasan Wisata Bedugul atau 66 km dari Denpasar. Dari Air Terjun Sekumpul jaraknya sekitar 20 km. Tidak seperti kebanyakan air terjun yang biasanya berada di tengah hutan atau di tebing yang curam, Air Terjun Kembar Gitgit berada di antara perkampungan penduduk dan kebun cengkih. Untuk bisa melihat Air Terjun Gitgit dari dekat, Anda harus membayar tiket masuk Rp 3.000,00 per orang. Selanjutnya, Anda harus naik turun tangga untuk mencapai air terjun. Karena Air Terjun Gitgit sudah sangat tersohor, jalan dan anak tangga di Air Terjun Gitgit ini terawat dengan baik sehingga memudahkan para turis untuk mengunjunginya. Air Terjun Kembar Gitgit terdiri dari beberapa air terjun dengan bentuk dan ketinggian yang berbeda-beda. Setidaknya ada empat buah air terjun di sekitar Air Terjun Kembar Gitgit. Air terjun pertama adalah Air Terjun Campuhan/Air Terjun Kembar Gitgit (Twin Waterfall). Campuhan dalam Bahasa Bali artinya percampuran atau pertemuan. Maksudnya pertemuan dua air terjun. Air terjun ini jaraknya sekitar 500 meter dari tempat parkir. Anda harus menyusuri jalan setapak dan menuruni anak tangga untuk menuju air terjun kembar. Di pinggir jalan yang Anda lalui menuju air terjun, terdapat beberapa toko souvenir yang menjual berbagai souvenir khas Bali. Di sepanjang jalan, Anda juga menjumpai banyak anak kecil yang menjajakan souvenir berupa kalung manik-manik aneka warna kepada para turis. Kehadiran anak-anak penjual souvenir tersebut cukup mengganggu para turis karena mereka menjajakan dagangan kepada para turis dengan sedikit memaksa. Sebaiknya Anda tegas terhadap mereka. Kalau Anda tertarik untuk membeli souvenir dari mereka langsung tawar saja. Kalau Anda tidak ingin membeli, ya bilang saja tidak, agar mereka tidak terus mengejar Anda. Air Terjun Kembar Gitgit Air Terjun Kembar Gitgit sesuai dengan namanya, terdiri dari dua buah air terjun yang berdampingan yang bentuknya kembar sehingga terlihat indah. Kedua air terjun ini tidak begitu tinggi namun arusnya cukup deras. Di bawah air terjun terdapat kolam kecil dengan air yang sangat bening dan dingin. Air terjun ini terlindung di tebing yang sempit sehingga suasana di sekitar air terjun agak gelap. Pepohonan hijau yang ada di sekitar air terjun membuat suasana semakin sejuk dan asri. Selanjutnya, Anda bisa menuju air terjun kedua yang letaknya cukup dekat dari Air Terjun Kembar Gitgit. Namanya Air Terjun Mekalongan. Air terjun ini merupakan kelanjutan dari Air Terjun Kembar Gitgit. Sumber airnya berasal dari aliran sungai Air Terjun Kembar Gitgit sehingga debit airnya menjadi lebih besar dan arusnya lebih deras. Air Terjun Mekalongan sedikit lebih tinggi daripada Air Terjun Kembar Gitgit. Air Terjun Mekalongan Air terjun ketiga yang ada di Gitgit adalah Air Terjun Bertingkat. Letaknya cukup jauh dari kedua air terjun tadi. Jalan menuju Air Terjun Bertingkat cukup membingungkan karena tidak ada penunjuk arahnya. Anda harus melewati perkampungan penduduk dan perkebunan cengkih dengan jalan setapak yang berbelok-belok naik turun. Air Terjun Bertingkat tidak begitu tinggi namun cukup indah. Seperti namanya, air terjun ini memang bertingkat dua. Airnya sangat bersih dan bening. Di bawah Air Terjun Bertingkat ada air terjun lagi. Letaknya di bawah jembatan dan tertutup pepohonan. Namun, Anda tidak bisa melihat air terjun ini dari depan/bawah. Anda hanya bisa melihat air terjun ini dari atas jembatan. Air Terjun Bertingkat Gitgit Getting There Untuk mencapai Air Terjun Kembar Gitgit (Air Terjun Campuhan) lebih mudah karena letaknya berada di pinggir Jalan Raya Denpasar - Bedugul - Singaraja. Anda tinggal mengarahkan kendaraan anda menuju Bedugul/Singaraja. Air Terjun Kembar Gitgit jaraknya sekitar 16 km dari Kawasan Wisata Bedugul. Setelah melewati Bedugul, teruskan perjalanan Anda menuju Gitgit/Singaraja. Setelah memasuki Desa Gitgit, pelankan laju kendaraan Anda sampai Anda melihat penunjuk arah Air Terjun Kembar Gitgit di sebelah kiri jalan dan Anda pun tiba di Air Terjun Gitgit. 12. Air Terjun Carat Air Terjun Carat terletak di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Singaraja. Jaraknya sekitar 85 km dari Denpasar atau 34 km dari Kintamani. Kalau dari Singaraja jaraknya sekitar 25 km. Diberi nama Carat karena konon air terjun ini mirip caratan atau kendi (tempat air minum seperti cerek yang dari tanah liat). Mirip dari mananya, ya? Menurut saya nggak ada mirip-miripnya dengan kendi, tuh. Saya menemukan Air Terjun Carat secara tidak sengaja, ketika sedang dalam perjalanan dari Kintamani menuju Singaraja via Kubutambahan. Ketika memasuki Desa Tamblang, saya melihat penunjuk arah ke Air Terjun Carat di sebelah kiri jalan. Saya pun tertarik untuk singgah sebentar ke air terjun yang menurut penunjuk arah tadi, jaraknya hanya 600 meteri. Tidak mungkin saya melewatkan begitu saja, air terjun yang sudah “di depan mata.” Siapa tahu air terjun ini lebih indah atau lebih tinggi daripada berbagai air terjun yang pernah saya kunjungi di Bali selama ini. Untuk mencapai air terjun ini perlu usaha dan tenaga. Dari jalan raya, Anda harus melewati jembatan kecil yang terbuat dari anyaman bambu di atas aliran sungai kecil. Setelah itu, Anda akan melewati jalan setapak di antara perkebunan penduduk yang banyak ditumbuhi cengkeh dan kopi. Semakin mendekati air terjun, jalanan semakin menurun curam dan berliku, dengan tebing-tebing terjal di sebelah kiri Anda. Di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun, banyak terdapat pipa-pipa air yang menyalurkan air bersih, untuk penduduk di sekitar air terjun. Air Terjun Carat Kecil Di Air Terjun Carat terdapat dua buah air terjun, saya menamainya air terjun besar (tinggi) dan air terjun kecil. Anda hanya bisa mencapai air terjun kecil, yang tingginya sekitar empat meter. Anda bisa menatap keindahan air terjun ini dari dekat, bahkan bisa bermain-main atau mandi di sana. Kalau air terjun yang tinggi, Anda hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Sebenarnya air terjun yang tinggi berada di bawah air terjun kecil, jadi Anda hanya bisa melihat air terjun ini dari atas bukan dari bawah/depan. Air terjun yang tinggi berada di tebing yang sangat terjal dan dalam. Bila Anda ingin memotretnya, Anda harus berjalan mengikuti arah pipa-pipa hingga tiba di sebuah tempat, di bawah tebing batu yang sangat tinggi dan terjal mirip dinding. Air Terjun Carat yang tinggi benar-benar tinggi, mungkin merupakan air terjun tertinggi di Bali. Menurut saya, tingginya nggak kurang dari 100 meter. Sayangnya, kita tidak bisa mendekati air terjun ini. Air Terjun Carat Besar/Tinggi Menurut masyarakat sekitar, Air Terjun Carat sedikit angker. Demi keselamatan, sebaiknya Anda tidak berkata-kata kasar atau merusak apapun di sekitarnya. Anda juga harus selalu hati-hati dan waspada karena jalan menuju air terjun ini (terutama air terjun yang tinggi) berupa jalan setapak berbatu-batu di tebing-tebing yang curam. Air terjun Carat masih benar-benar alami, belum mendapat sentuhan pariwisata sama sekali. Tidak ada bangunan apapun di sekitar air terjun. Anda juga tidak perlu membayar tiket masuk/retribusi untuk mengunjungi air terjun ini. Getting There Dari Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Gianyar/Kintamani. Setelah sampai Kintamani, lanjutkan perjalanan Anda ke arah Singaraja (melalui Kubutambahan) hingga Anda tiba di Desa Tamblang dan melihat papan penunjuk arah ke Air Terjun Carat di sebelah kanan jalan. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki sejauh 600 meter menuju air terjun. Dari Kintamani, Air Terjun Carat jaraknya sekitar 34 km. 13. Air Terjun Jembong Nama air terjun ini memang terdengar kurang indah dan mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya. Ya, Air Terjun Jembong memang belum diketahui banyak orang. Namun, jangan under estimate dulu! Tidak seperti namanya, air terjun yang terletak di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ini, sangat indah dan merupakan salah satu air terjun terindah di Bali. Bagi saya, Air Terjun Jembong adalah air terjun terindah kedua di Bali setelah Air Terjun Sekumpul. Air Terjun Jembong yang unik dan indah Berbeda dengan kebanyakan air terjun lainnya di Bali yang berada di tebing tinggi yang berdiri tegak, Air Terjun Jembong berada di dataran/tanah yang miring, dengan kemiringan lebih dari 75 derajat. Jadi kesannya tidak menyeramkan. Air terjun ini berada di antara perkebunan coklat/kakao (Theobroma Cacao) yang rimbun dan asri. Untuk mencapai Air Terjun Jembong, Anda tidak perlu bersusah payah naik turun anak tangga, tetapi hanya perlu sedikit mendaki jalan setapak berbatu di antara pohon coklat di pinggir sungai kecil. Pohon Coklat (Kakao) yang banyak terdapat di sekitar Air Terjun Jembong Di bawah Air Terjun Jembong terdapat sebuah kolam yang sangat jernih dengan kedalaman sekitar satu meter. Anda bisa mandi dan bermain air sepuasnya di kolam tersebut. Air kolam yang dingin dan bening, sangat menggoda siapa pun untuk mandi di sana. Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk mandi di kolam tersebut. Bersama warga setempat, saya menikmati kesegaran Air Terjun Jembong. Rasanya sangat menyenangkan bisa mandi dan bermain air di bawah air terjun yang sangat indah dan masih alami, tanpa terganggu kehadiran pengunjung lainnya. Pertigaan Desa Ambengan. Air Terjun Jembong, letaknya sekitar 4 km dari pertigaan ini. Getting There Air Terjun Jembong terletak di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Jaraknya sekitar 15 km dari Kawasan Wisata Bedugul atau 65 km dari Denpasar. Dari Air Terjun Gitgit jaraknya hanya sekitar 8 km. Dari Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Bedugul/Singaraja. Setelah melewati Kawasan Wisata Bedugul, teruskan perjalanan Anda menuju arah Gitgit/Singaraja. Sekitar 4 km setelah Air Terjun Gitgit, Anda akan melihat pertigaan dengan tikungan tajam ke arah kiri. Beloklah ke kiri dan ikuti jalan tersebut sampai sejauh 4 km, dan Anda akan sampai di Air Terjun Jembong. Anda bisa mengunjungi Air Terjun Jembong setelah mengunjungi Air Terjun Gitgit karena letaknya hanya sekitar 8 km dari Air Terjun Gitgit. 14. Air Terjun Aling-Aling Air Terjun Aling-Aling letaknya sangat dekat dengan Kota Singaraja, ibu kota Kabupaten Buleleng. Jaraknya hanya sekitar 11 km dari Singaraja atau sekitar 80 km dari Denpasar. Untuk mencapai air terjun ini, Anda harus berjalan kaki menyusuri pematang sawah dan naik turun tangga sejauh 400 meter. Ketika berjalan kaki menuju Air Terjun Aling-Aling, Anda akan bertemu dua air terjun kecil di sebuah sungai kecil dekat sawah. Anda bisa berhenti sejenak untuk main air di sungai tersebut. Selanjutnya, Anda harus menuruni ratusan anak tangga hingga tiba di pinggir sungai dan mendaki anak tangga lagi hingga tiba di depan air terjun. Cukup melelahkan memang. Namun, Anda akan mendapat imbalan yang sepadan. Air terjun cantik setinggi 35 meter menanti Anda. Air Terjun Aling-Aling Selain cantik, Air Terjun Aling-Aling juga cukup unik. Air terjun ini jatuh dari tebing yang curam dan dikelilingi tebing-tebing tinggi dengan pepohonan yang hijau. Dari puncak tebing, air mengucur deras dan pecah jadi dua, membentuk dua air terjun dengan debit air yang berbeda. Air terjun sebelah kanan lebih besar dan lebih deras daripada yang sebelah kiri. Di bawah Air Terjun Aling-Aling terdapat cekungan atau kolam yang cukup dalam. Dari kolam tersebut, air mengalir menjadi sungai yang cukup besar. Anda bisa mandi dan bermain air sepuasnya di bawah air terjun. Namun, Anda harus hati-hati saat mandi atau bermain air karena batu-batu di sekitar air terjun sangat licin. Getting There Air Terjun Aling-Aling terletak di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Jaraknya sekitar 11 km dari Kota Singaraja atau 80 km dari Denpasar. Dari Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Bedugul/Singaraja. Menjelang masuk Kota Singaraja, Anda akan menjumpai sebuah pertigaan dengan rambu-rambu ke kiri menunjukkan arah ke terminal. Beloklah ke kiri dan ikuti terus jalan tersebut sampai tiba di pertigaan depan Balai Desa Sambangan. Beloklah ke kiri hingga Anda tiba di tempat parkir Air Terjun Aling-Aling. Selanjutnya Anda tinggal berjalan kaki sejauh 400 meter menuju air terjun. 15. Air Terjun Yeh Mempeh Bila Anda sedang berkunjung ke Singaraja atau Kintamani, Anda bisa mampir (lebih tepatnya melanjutkan perjalanan) ke air terjun ini. Air Terjun Yeh Mempeh terletak di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Air terjun ini letaknya memang cukup jauh baik dari Denpasar atau Singaraja. Dari Singaraja, jaraknya sekitar 38 km, dari Kintamani jaraknya sekitar 40 km, dan dari Denpasar jaraknya sekitar 95 km. Letaknya yang agak terpencil dan jauh dari mana-mana membuat Air Terjun Yeh Mempeh jarang dikunjungi turis. Namun, Anda jangan takut dulu melihat jarak yang jauh. Pasalnya, jalan menuju air terjun ini cukup bagus dan mulus. Jadi, walaupun jauh perjalanan tetap menyenangkan. Seorang pengunjung sedang menikmati keindahan Air Terjun Yeh Mempeh Air Terjun Yeh Mempeh tingginya sekitar 30 meter, dengan air yang jernih dan segar. Panorama di sekitar air terjun sangat indah dengan udara yang sejuk karena dikelilingi perbukitan yang hijau. Mandi di bawah guyuran Air Terjun Yeh Mempeh merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa menghilangkan rasa lelah Anda setelah menempuh perjalanan panjang mencapai air terjun ini. Kalau Anda tidak ingin mandi atau berbasah-basah, Anda juga bisa duduk-duduk saja di atas bebatuan di sekitar air terjun, menikmati pemandangan indah dan udara yang segar bebas polusi. Getting There Untuk mencapai Air Terjun Yeh Mempeh dari Denpasar, rute paling dekat adalah lewat Kintamani. Dari Denpasar, arahkan kendaraan Anda menuju Ubud/Kintamani. Dari Kintamani, lanjutkan perjalanan ke Singaraja hingga tiba di sebuah pertigaan (arah kanan ke Kubutambahan dan Singaraja, arah kiri ke Bondalem/Madenan dan Amlapura). Beloklah ke kiri dari pertigaan tersebut, hingga tiba di pertigaan/Jalan Raya Singaraja - Amlapura. Beloklah ke kanan hingga tiba di pertigaan Desa Les, dan beloklah kanan lagi hingga tiba di tempat parkir Air Terjun Yeh Mempeh. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki sejauh 500 meter menuju air terjun. Kalau Anda datang dari arah Singaraja, arahkan kendaraan Anda ke timur menuju Pantai Tulamben/Amlapura hingga tiba di pertigaan Desa Les. Beloklah ke kanan hingga tiba di tempat parkir Air Terjun Yeh Mempeh. Selanjutnya Anda tinggal jalan kaki menuju air terjun. 16. Air Terjun Juwuk Manis Air Terjun Juwuk Manis terletak di Dusun Juwuk Manis, Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Jaraknya sekitar 75 km dari Denpasar. Dibutuhkan usaha dan tenaga ekstra untuk menjangkau air terjun ini. Dari Denpasar menuju Desa Pangyangan sih, jalannya sangat bagus, karena merupakan jalan negara (jalan lintas Bali) yang sudah di-hotmix. Namun, dari Desa Pangyangan menuju Dusun Juwuk Manis jalan berubah menjadi sempit dan berkelok-kelok mendaki bukit yang terjal. Di beberapa tempat aspal jalan sudah banyak yang terkelupas. Namun, itu belum seberapa. Perjuangan terberat untuk mencapai air terjun ini adalah perjalanan dari tempat parkir di samping Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Juwuk Manis menuju air terjun yang jaraknya sekitar 1 km. Anda harus berjalan kaki menunyusuri yang menurun curam, di antara tanaman kopi dan cengkih milik penduduk. Jalan setapak itu sangat curam, dan tidak jelas arahnya karena tertutup semak-semak dan rerumputan. saking tidak jelasnya jalan setapak itu, bahkan saya sempat tersesat dan hampir putus asa. Untunglah akhirnya kami berhasil mencapai Air Terjun Juwuk Manis dengan selamat. Air Terjun Juwuk Manis Air Terjun Juwuk Manis hanyalah air terjun kecil, tingginya hanya sekitar empat meter. Namun, airnya sangat jernih dan segar. Uniknya, Air Terjun Juwuk Manis terdiri dari dua air terjun kecil yang berdampingan. Di bawah air terjun terdapat kolam kecil yang bisa digunakan untuk mandi ataupun bermain air. Tentunya nikmat sekali mandi di bawah guyuran air terjun, setelah melewati perjuangan panjang dengan bercucuran keringat untuk mencapai air terjun ini

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
1. Air Terjun Coban Rondo
Air Terjun Coban Rondo

Wanawisata Coban Rondo berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Letaknya berada di tengah hutan pinus yang dikelola oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pujon, Perum Perhutani Malang dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G. Coban Rondo terletak di ketinggian 1.135 meter di lereng utara Gunung Kawi. Nama Coban Rondo diambil dari dongeng awal terbentuknya air terjun ini. Yaitu tentang kisah sepasang pengantin bernama Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusuma yang baru melangsungkan pernikahan. Namun usia pernikahan mereka tidak lama sebab Raden Baron Kusuma meninggal dalam perkelahian melawan Joko Lelono yang ingin merebut Dewi Anjarwati. Akhirnya Dewi Anjarwati menjadi janda atau ‘rondo’. Sejak itu air terjun yang ditempati Dewi Anjarwati dikenal sebagai Coban Rondo. Fasilitas yang ditampilkan di coban ini cukup lengkap. Coban Rondo juga mempunyai ‘Mini Zoo’ dengan menghadirkan beberapa satwa yang dilindungi, seperti aneka jenis rusa, landak, dan monyet. Harga tiket masuk coban ini adalah Rp 10.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 15.000 untuk wisatawan mancanegara.

2. Air Terjun Coban Talun
Air Terjun Coban Talun

Coban Talun berada di kawasan wisata Bumi Perkemahan Malang, di lereng barat Gunung Arjuna - Welirang. Tepatnya terletak di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang. Coban ini memiliki ketinggian sekitar 75 meter dengan diameter +/-15 meter dan pemandangan yang elok di sekitar lokasinya. Air terjun ini terletak di antara bebatuan serta dikelilingi oleh hutan dan pegunungan yang sejuk. Selain bisa menikmati gemuruh deburan air terjun, Anda juga bisa menyaksikan banyak pelangi di setiap sudut coban.  Apabila kondisi cuaca sedang cerah maka butiran air yang terhempas angin akan menimbulkan warna pelangi yang sangat indah dan mempesona. Warna pelangi tersebut dapat wisatawan saksikan hampir di sekeliling lokasi wisata. Sungguh perpaduan alam yang sangat eksotik dan menawan. Harga tiket masuk obyek wisata ini adalah Rp 5.000 per orang dan tiket parkir Rp 2.000 (untuk roda dua) dan Rp 4.000 (untuk roda empat).

3. Air Tejun Coban Rais
Air Tejun Coban Rais

Wisata air terjun Coban Rais terletak di Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo, Batu atau sekitar 3,5 km dari bumi perkemahan. Coban Rais merupakan salah satu obyek wisata air terjun di kota Batu. Untuk mencapai air terjun Coban Rais, harus melalui jalan setapak yang relatif landai, jalan hutan, dan menyusuri sungai. Dan selama perjalanan, anda dapat menikmati suguhan pemandangan Kota Batu yang memikat mata.

Tempat wisata ini banyak dikunjungi pada waktu-waktu tertentu saja, seperti adanya kegiatan ospek kampus serta diklat. Saat ini,bumi perkemahannya yang menjadi objek utama, sedangkan air terjun coban rais sebagai pendukung. Dulunya Air terjun memiliki nama “Air Terjun (Coban) Sabrangan” yang memiliki maksud bahwa : jika hendak sampai ke air terjun harus menyeberang 14 kali. Nama Rais diambil dari nama salah satu penduduk desa yangbiasa di panggil pak Rais.

 Bagi yang menyukai petualangan ekstrim, perjalanan menuju Coban Rais akan sangat dinikmati. Jarak dari bumi perkemahan hingga ke airterjun sepanjang  ± 3,5 Km. Perjalanan hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Sama sekali belum ada perumahan atau bahkan bangunan yang ada selama perjalanan. Perjalanan akan diselimuti udara dingin khas pegunungan, ditemani pohon-pohon,semak belukar dan gemercik air sungai serta sesekali akan berpapasan dengan para penduduk desa yang sedang memikul kayu. Makin lama, keadaan jalan semakin mengecil dan terkadang menanjak dengan jarak yang lumayan jauh. Bahkan ada jalan yang hanya dapat dilalui satu orang dimana jalan tersebut berbatas langsung dengan tebing. Terkadang, tidak terdapat jalan setapak, hanya dapat dilalui dengan mengikuti alur sungai kecil yang terbentuk alami.

Perjalanan yang penuh ketegangan dan keletihan akan segera sirnah ketika air terjun telah berhasil dipandang. Tempat ini seakan menjadi puncak kepuasan tersendiri setelah mencapainya. Tidak sia-sia-lah perjalanan yang sudah ditempuh sedemikian jauh.

4. Air Terjun Coban Pelangi
Air Terjun Coban Pelangi

Wisata air terjun Coban Pelangi terletak di kawasan Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Tepatnya sekitar 32 km sebelah timur kota Malang. Dinamakan Coban Pelangi karena air terjun ini sering membiaskan warna pelangi. Obyek wisata ini merupakan salah satu wanawisata yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Malang, dan dikelilingi oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS). Air terjun ini berada di ketinggian 1299,5 m di kaki Gunung Semeru. Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke tempat ini adalah di pagi hari, karena kabut sering muncul setelah lewat dari tengah hari. Harga tiket masuk adalah obyek wisata ini adalah  Rp 3.100 per orang dan biaya parkir adalah Rp 500 untuk roda 2  dan Rp 1000 untuk roda 4.

5. Air Terjun Coban Sewu 
Air Terjun Coban Sewu

Air Terjun Coban Sewu  terletak di Dusun Tretes, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Air terjun ini berada sekitar 100 m dari jalan raya yang menghubungkan kota Batu dengan Kediri. Curug ini juga sering disebut Air Terjun Grojogan Sewu oleh masyarakat Malang. Kondisi Air Terjun Coban Sewu sangat asri dan terawat. Air sungai yang mengalir, bebatuan sungai dan panorama sekitar yang menawan akan membuat pengunjung merasa betah berlama-lama di sana. Hamparan sawah nan hijau dan suara gemuruh air terjun yang menyejukkan membuat objek wisata ini layak untuk dikunjungi. Selain karena keasriannya, air terjun ini juga sering dikunjungi karena dipercaya khasiatnya untuk penyembuhan. Bagi yang percaya, khasiatnya macam-macam. Diantaranya menyembuhkan berbagai macam penyakit, melancarkan rejeki, dan lain-lain. Untuk memasuki lokasi wisata air terjun ini, pengunjung tidak dipungut biaya masuk.